Iptek 1
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Difusi Inovasi
Teori mengenai difusi inovasi pertama kali dicetuskan oleh
Everett Rogers melalui publikasinya pada tahun 1960 dengan mendefinisikan
sebagai proses dimana inovasi dikomunikasikan melalui saluran tertentu pada
kurun waktu tertentu kepada anggota sistem sosial. Sedangkan inovasi diartikan
sebagai “ide, praktek atau obyek yang dianggap baru oleh individu, kelompok
atau bahkan organisasi”. Proses individu mengadopsi inovasi secara bertahap
meliputi fase pengetahuan, persuasi, keputusan, implementasi dan konfirmasi. Pengenalan
obat baru juga mengikuti fase tersebut. Dokter akan menggunakan obat baru
setelah menerima berbagai informasi melalui berbagai saluran komersial dan
divalidasi oleh saluran profesional.
Akan
tetapi, penerapan konsep inovasi dan difusi bagi adopsi teknologi informasi
tidaklah sederhana. Keputusan mengadopsi teknologi informasi tidak hanya
terletak pada aspek individu, tetapi juga pada tingkatan organisasional.
Inovasi penggunaan surat elektronik (e-mail) lebih tergantung kepada keputusan
individu bukan organisasi. Di sisi lain, dalam suatu organisasi, berbagai jenis
perangkat lunak (yang baru dan lama) dapat digunakan secara bersama-sama.
Faktor
lain yang mempengaruhi inovasi adalah saluran komunikasi di organisasi yang
memperkuat jaringan sosial. Komunikasi yang mendukung pertukaran wacana
(diskusi), membawa pengetahuan dan informasi dari luar organisasi akan
mempercepat proses difusi. Selain itu, faktor lain yang berpengaruh adalah
proses pengambilan keputusan dan komitmen manajemen puncak. Komitmen pucuk
pimpinan dapat ditunjukkan dengan pemberian kesempatan serta sumber daya. Gaya
kepemimpinan juga sangat berpengaruh. Pada fase identifikasi kebutuhan gaya
kepemimpinan partisipatif akan sangat mendukung. Tetapi ketika sudah fase
implementasi, model kepemimpinan yang hirarkis disebut-sebut lebih menentukan
tingkat keberhasilannya. Yang terakhir adalah kesiapan terhadap perubahan.
Zaltmanet al. mengatakan bahwa pada fase implementasi, struktur
organisasi yang mendukung pengendalian serta manajemen proyek yang berhati-hari
sangat mempengaruhi keberhasilan proses inovasi. Oleh karena itu, perencanaan
merupakan salah satu variabel penting dalam penerapan inovasi.
Atribut organisasi merupakan prediktor penting dalam meluasnya penggunaan
inovasi teknologi informasi. Akan tetapi variabel ini tidak cukup meyakinkan
untuk mempengaruhi tingkat inovasi.
1.2
Proses Difusi Inovasi
Berikut
adalah bagan model proses difusi inovasi menurut Everett M. Rogers
1) Tahap
Pengetahuan (Knowledge)
Ada
beberapa sumber yang menyebutkan tahap pengetahuan sebagai tahap
“Awareness”. Tahap ini merupakan tahap penyebaran informasi tentang
inovasi baru, dan saluran yang paling efektif untuk digunakan adalah saluran
media massa. Dalam tahap ini kesadaran individu akan mencari atau
membentuk pengertian inovasi dan tentang bagaimana inovasi tersebut berfungsi.
Rogers mengatakan ada tiga macam pengetahuan yang dicari masyarakat dalam
tahapan ini, yakni:
·
Kesadaran bahwa inovasi itu ada
·
Pengetahuan akan penggunaan inovasi tersebut
·
Pengetahuan yang mendasari bagaimana fungsi inovasi tersebut
bekerja
2) Tahap
Persuasi (Persuasion)
Dalam
tahapan ini individu membentuk sikap atau memiliki sifat yang menyetujui atau
tidak menyetujui inovasi tersebut. Dalam tahap persuasi ini, individu akan
mencari tahu lebih dalam informasi tentang inovasi baru tersebut dan keuntungan
menggunakan informasi tersebut. Yang membuat tahapan ini berbeda dengan tahapa
pengetahuan adalah pada tahap pengetahuan yang berlangsung adalah proses
memengaruhi kognitif, sedangkan pada tahap persuasi, aktifitas mental yang
terjadi alah memengaruhi afektif. Pada tahapan ini seorang calon adopter akan
lebih terlibat secara psikologis dengan inovasi. Kepribadian dan norma-norma
sosial yang dimiliki calon adopter ini akan menentukan
bagaimana ia mencari informasi, bentuk pesan yang bagaimana yang akan ia terima
dan yang tidak, dan bagaimana cara ia menafsirkan makna pesan yang ia terima
berkenaan dengan informasi tersebut. Sehingga pada tahapan ini seorang
calon adopterakan membentuk persepsi umumnya tentang inovasi
tersebut. Beberapa ciri-ciri inovasi yang biasanya dicari pada tahapan ini
adalah karekateristik inovasi yakni relative advantage, compatibility, complexity, trialability,
danobservability.
3) Tahap
Pengambilan Keputusan (Decision)
Di
tahapan ini individu terlibat dalam aktivitas yang membawa pada suatu pilihan
untuk mengadopsi inovasi tersebut atau tidak sama sekali. Adopsi adalah
keputusan untuk menggunakan sepenuhnya ide baru sebagai cara tindak yang paling
baik. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi proses keputusan inovasi, yakni:
· Praktik
sebelumnya
· Perasaan
akan kebutuhan
· Keinovatifan
· Norma
dalam sistem sosial
Proses
keputusan inovasi memiliki beberapa tipe yakni:
a) Otoritas
adalah keputusan yang dipaksakan kepada seseorang oleh individu yang berada
dalam posisi atasan
b) Individual
adalah keputusan dimana individu yang bersangkutan mengambil peranan dalam
pembuatannya. Keputusan individual terbagi menjadi dua macam, yakni:
a. Keputusan
opsional adalah keputusan yang dibuat oleh seseorang, terlepas dari keputusan
yang dibuat oleh anggota sistem.
b. Keputusan
kolektif adalah keputusan dibuat oleh individu melalui konsesnsus dari sebuah
sistem sosial
c) Kontingen
adalah keputusan untuk menerima atau menolak inovasi setelah ada keputusan yang
mendahuluinya.
Konsekuensi adalah
perubahan yang terjadi pada individu atau suatu sistem sosial sebagai akibat
dari adopsi atau penolakan terhadap inovasi .
4) Tahap
Pelaksanaan (Implementation)
Tahapan
ini hanya _sea rah_ jika pada tahap sebelumnya, individu atau partisipan
memilih untuk mengadopsi inovasi baru tersebut. Dalam tahap ini, individu akan
menggunakan inovasi tersebut. Jika ditahapan sebelumnya proses yang terjadi
lebih kepada mental exercise yakni berpikir dan memutuskan,
dalam tahap pelaksanaan ini proses yang terjadi lebih _ea rah perubahan
tingkah laku sebagai bentuk dari penggunaan ide baru tersebut.
5) Tahap
Konfirmasi (Confirmation)
Tahap
terakhir ini adalah tahapan dimana individu akan mengevaluasi dan memutuskan
untuk terus menggunakan inovasi baru tersebut atau menyudahinya. Selain itu,
individu akan mencari penguatan atas keputusan yang telah ia ambil sebelumnya.
Apabila, individu tersebut menghentikan penggunaan inovasi tersebut hal
tersebut dikarenakan oleh hal yang disebutdisenchantment discontinuance danatau replacement discontinuance.Disenchantment discontinuance disebabkan
oleh ketidakpuasan individu terhadap inovasi tersebut sedangkan replacement discontinuance disebabkan
oleh adanya inovasi lain yang lebih baik.
BAB
II
KAJIAN
MATERI
2.1
PERKEMBANGAN TEKNOLOGI KOMUNIKASI DUNIA KESEHATAN
Perkembangan
teknologi informasi yang begitu pesat telah merambah ke berbagai sektor
termasuk kesehatan. Meskipun dunia kesehatan (dan medis) merupakan bidang yang
bersifat information-intensive, akan tetapi adopsi teknologi informasi relatif
tertinggal. Sebagai contoh, ketika transaksi finansial secara
elektronik sudah menjadi salah satu prosedur standar dalam dunia perbankan,
sebagian besar rumah sakit di Indonesia baru dalam tahap perencanaan
pengembangan billing system. Meskipun rumah sakit dikenal sebagai organisasi
yang padat modal-padat karya, tetapi investasi teknologi informasi masih
merupakan bagian kecil. Di AS, negara yang relatif maju baik dari sisi anggaran
kesehatan maupun teknologi informasinya, rumah sakit rerata hanya
menginvestasinya 2% untuk teknologi informasi.
Di
sisi yang lain, masyarakat menyadari bahwa teknologi informasi merupakan salah
satu tool penting dalam peradaban manusia untuk mengatasi (sebagian) masalah
derasnya arus informasi. Teknologi informasi (dan komunikasi) saat ini adalah
bagian penting dalam manajemen informasi.
Di
dunia medis, dengan perkembangan pengetahuan yang begitu cepat (kurang lebih
750.000 artikel terbaru di jurnal kedokteran dipublikasikan tiap tahun), dokter
akan cepat tertinggal jika tidak memanfaatkan berbagai tool untuk mengudapte
perkembangan terbaru. Selain memiliki potensi dalam memfilter data dan mengolah
menjadi informasi, TI mampu menyimpannya dengan jumlah kapasitas jauh lebih
banyak dari cara-cara manual. Konvergensi dengan teknologi komunikasi juga
memungkinkan data kesehatan di-share secara mudah dan cepat. Disamping itu,
teknologi memiliki karakteristik perkembangan yang sangat cepat. Setiap dua
tahun, akan muncul produk baru dengan kemampuan pengolahan yang dua kali lebih
cepat dan kapasitas penyimpanan dua kali lebih besar serta berbagai aplikasi
inovatif terbaru.
Dengan
berbagai potensinya ini, adalah naif apabila manajemen informasi kesehatan di
rumah sakit tidak memberikan perhatian istimewa. makalah ini secara khusus akan
membahas perkembangan teknologi informasi untuk mendukung manajemen rekam medis
secara lebih efektif dan efisien. Tulisan ini akan dimulai dengan berbagai
contoh aplikasi teknologi informasi, faktor yang mempengaruhi keberhasilan
serta refleksi bagi komunitas rekam medis.
2.2
APLIKASI TEKNOLOGI INFORMASI UNTUK MENDUKUNG MANAJEMEN INFORMASI KESEHATAN
Secara
umum masyarakat mengenal produk teknologi informasi dalam bentuk perangkat
keras, perangkat lunak dan infrastruktur. Perangkat keras meliputi perangkat
input (keyboard, monitor, touch screen, scanner, mike, camera digital,
perekam video, barcode reader, maupun alat digitasi lain dari bentuk analog ke
digital).
Perangkat
keras ini bertujuan untuk menerima masukan data/informasi ke dalam bentuk
digital agar dapat diolah melalui perangkat komputer. Selanjutnya, terdapat
perangkat keras pemroses lebih dikenal sebagai CPU (central procesing unit) dan
memori komputer. Perangkat keras ini berfungsi untuk mengolah serta mengelola
sistem komputer dengan dikendalikan oleh sistem operasi komputer. Selain itu,
terdapat juga perangkat keras penyimpan data baik yang bersifat tetap (hard
disk) maupun portabel (removable disk). Perangkat keras berikutnya adalah
perangkat outuput yang menampilkan hasil olahan komputer kepada pengguna
melalui monitor, printer, speaker, LCD maupun bentuk respon lainnya.
Perangkat
keras (baik input, pemroses, penyimpan, maupun output), perangkat
lunak serta infrastruktur, ketiga-tiganya memiliki potensi besar untuk
meningkatkan efektivitas maupun efisiensi manajemen informasi kesehatan.
Beberapa contoh penting adalah (1)rekam medis berbasis komputer, (2) teknologi
penyimpan portabel seperti smart card,(3) teknologi nirkabel dan (4) komputer
genggam.
2.2.1
Rekam medis berbasis komputer (Computer based patient record)
Salah
satu tantangan besar dalam penerapan teknologi informasi dan komunikasi di
rumah sakit adalah penerapan rekam medis medis berbasis komputer. Dalam laporan
resminya, Intitute of Medicine mencatat bahwa hingga saat ini
masih sedikit bukti yang menunjukkan keberhasilan penerapan rekam medis
berbasis komputer secara utuh, komprehensif dan dapat dijadikan data model bagi
rumah sakit lainnya.
Pengertian
rekam medis berbasis komputer bervariasi, akan tetapi, secara prinsip adalah
penggunaan database untuk mencatat semua data medis, demografis serta setiap
event dalam manajemen pasien di rumah sakit. Rekam medis berbasis komputer akan
menghimpun berbagai data klinis pasien baik yang berasal dari hasil pemeriksaan
dokter, digitasi dari alat diagnosisi (EKG, radiologi, dll), konversi hasil
pemeriksaan laboratorium maupun interpretasi klinis. Rekam medis berbasis
komputer yang lengkap biasanya disertai dengan fasilitas sistem pendukung
keputusan (SPK) yang memungkinkan pemberian alert, reminder, bantuan diagnosis
maupun terapi agar dokter maupun klinisi dapat mematuhi protokol klinik.
Gambar 1. Alert tentang permintaan lab yang berlebihan dalam salah satu model
aplikasi rekam medis berbasis computer
2.2.2
Teknologi penyimpan data portable
Salah
satu aspek penting dalam pelayanan kesehatan yang menggunakan pendekatan
rujukan (referral system) adalah continuity of care. Dalam konsep ini,
pelayanan kesehatan di tingkat primer memiliki tingkat konektivitas yang tinggi
dengan tingkat rujukan di atasnya. Salah satu syaratnya adalah adanya
komunikasi data medis secara mudah dan efektif. Beberapa pendekatan yang
dilakukan menggunakan teknologi informasi adalah penggunaan smart card (kartu
cerdas yang memungkinkan penyimpanan data sementara). Smart card sudah
digunakan di beberapa negara Eropa maupun AS sehingga memudahkan pasien, dokter
maupun pihak asuransi kesehatan. Dalam smart card tersebut, selain data
demografis, beberapa data diagnosisi terakhir juga akan tercatat. Teknologi
penyimpan portabel lainnya adalah model web based electronic health record yang
memungkinkan pasien menyimpan data sementara kesehatan mereka di Internet. Data
tersebut kemudian dapat diakses oleh dokter atau rumah sakit setelah
diotorisasi oleh pasien. Teknologi ini merupakan salah satu model aplikasi telemedicine
yang tidak berjalan secara real time.
Aplikasi
penyimpan data portabel sederhana adalah bar code (atau kode batang). Kode
batang ini sudah jamak digunakan di kalangan industri sebagai penanda unik
merek datang tertentu. Hal ini jelas sekali mempermudah supermarket dan gudang
dalam manajemen retail dan inventori. Food and Drug Administration (FDA) di AS
telah mewajibkan seluruh pabrik obat di AS untuk menggunakan barcode sebagai
penanda obat. Penggunaan bar code juga akan bermanfaat bagi apotik dan
instalasi farmasi di rumah sakit dalam mempercepat proses inventori. Selain
itu, penggunaan barcode juga dapat digunakan sebagai penanda unik pada kartu
dan rekam medis pasien.
Teknologi
penanda unik yang sekarang semakin populer adalah RFID (radio frequency
identifier) yang memungkinkan pengidentifikasikan identitas melalui radio
frekuensi. Jika menggunakan barcode, rumah sakit masih memerlukan barcode
reader, maka penggunaan RFID akan mengeliminasi penggunaan alat tersebut.
Setiap barang (misalnya obat ataupun berkas rekam medis) yang disertai dengan RFID
akan mengirimkan sinyal terus menerus ke dalam database komputer. Sehingga
pengidentifikasian akan berjalan secara otomatis.
2.2.3
Teknologi nirkabel
Pemanfaatan
jaringan computer dalam dunia medis sebenarnya sudah dirintis sejak hampir 40
tahun yang lalu. Pada tahun 1976/1977, University of Vermon Hospital dan Walter
Reed Army Hospital mengembangkan local area network (LAN) yang memungkinkan
pengguna dapat log on ke berbagai komputer dari satu terminal di nursing
station. Saat itu, media yang digunakan masih berupa kabel koaxial. Saat ini,
jaringan nir kabel menjadi primadona karena pengguna tetap tersambung ke dalam
jaringan tanpa terhambat mobilitasnya oleh kabel. Melalui jaringan nir kabel,
dokter dapat selalu terkoneksi ke dalam database pasien tanpa harus terganggun
mobilitasnya.
2.2.4
Komputer genggam (Personal Digital Assistant)
Saat
ini, penggunaan komputer genggam (PDA) menjadi hal yang semakin lumrah di
kalangan medis. Di Kanada, limapuluh persen dokter yang berusia di bawah 35 tahun
menggunakan PDA. PDA dapat digunakan untuk menyimpan berbagai data klinis
pasien, informasi obat, maupun panduan terapi/penanganan klinis tertentu.
Beberapa situs di Internet memberikan contoh aplikasi klinis yang dapta
digunakan di PDA seperti epocrates. Pemanfaatan PDA yang sudah disertai dengan
jaringan telepon memungkinkan dokter tetap dapat memiliki akses terhadap
database pasien di rumahs akit melalui jaringan Internet. Salah satu contoh
penerapan teknologi telemedicine adalah pengiriman data radiologis pasien yang
dapat dikirimkan secara langsung melalui jaringan GSM. Selanjutnya dokter dapat
memberikan interpretasinya secara langsung PDA dan memberikan feedback kepada
rumah sakit.
2.3
PENINGKATAN PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT MELALUI IT
Penerapan
teknologi informasi di bidang kesehatan dapat diibaratkan sebagai pisau bermata
dua. Di satu sisi, inovasi ini dapat menyebabkan efisiensi, tetapi disisi lain
dapat menyebabkan pemborosan, memperburuk kinerja organisasi bahkan kegagalan.
Salah satu upaya dalam membantu peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat
kelompok penelitian Teknik Biomedika ITB mengembangkan sistem telemedika
berbasis ICT. Sistemtelemedika berbasis ICT terutama terdiri dari sejumlah unit
berbasis PC, infrastruktur telekomunikasi yang tersedia, modul perakgkat keras,
modul perangkat lunak aplikasi, serta SDM pelaksana.
Hal
tersebut telah dilakukan oleh Departemen Kesehatan dan Pemerintah Daerah dimana
uji cobanya telah diimplementasikan pada Dinas Kesehatan Kota Bandung dan
sejumlah puskesmas, dengan aplikasi mecakuppencatatan, pelaporan data pasien
dan data obat, telekonsultasi sederhana, tele koordinasi, tele diagnosa serta
pendidikan masyarakat. Meskipun diperoleh hasil-hasil positif, berbagai langkah
pengembangan lebih lanjut masih diperlukan untuk implementasi sistem telemedika
di sejumlah lembaga pelayanan kesehatan masyarakat. Terdapat berbagai tantangan
menarik untuk pengembangan berbagai aplikasi sistem telemedika berbasis ICT
guna membantu penyelesaian masalah nyata dalam peningkatan pelayanan kesehatan
masyarakat.
ü Telemedika
(telemedicine)
Telemedicine
di Indonesia sudah berkembang cukup signifikan. Di Indonesia sudah meluai
menggunakan telemedicine sejak tahun 90an. Pada era tersebut masih menggunakan
teknologi telepon standar. Di era sekarang telemedicine sudah berkembang lebih
pesat, misalnya di Surabaya antar puskesmas di seluruh Surabaya sudah saling
terhubung dengan tekologi internet dan sudah terhubungsatu dengan yang lain,
selain itu puskesmas juga sudah terhubung dengan pusat kesehatan kota. Tetapi
bandwidth di Indonesia masih kurang untuk dilakukan teleconference antar pasien
dengan praktisi kesehatan. Tetapi hal ini memungkinkan apabila antar puskesmas
dengan pusat kesehatan kota memiliki akses internet sendiri tidak menggunakan
layanan public internet.
Cangkupan
layanan telemedicine meliputi : 1) Skala Mikro yaitu dilaksanakan oleh salah
satu intansi layanan kesehatan dalam skala terbatas. 2) Skala Makro yaitu ada
Aplikasi Sektoral (terbatas untuk satu subdisiplin ilmu kedokteran/ bidang
layanan kesehatan), Aplikasi Regional (mencakup keseluruhan bidang
layanan kesehatan terbatas pada wilayah tertentu dalam satu Negara)
dan Aplikasi Nasional (mencakup seluruh bidang layanan kesehatan di seluruh
wilayah suatu Negara)
Teknik
Biomedika telah berkembang sejak lebih dari 50 tahun yang lalu di banyak negara
maju, pada awal tahun 2006 terdapat lebih dari 110 perguuan tinggi di Amerika
Utara. Secara umum, telemedika sebagai salah satu ruang
lingkupteknik biomedika, diartikan sebagai aplikasi elektronika,
komputer dan telekomunkasi dalam teknik biomedika, untuk melakukan pertukaran
informasi kedokteran dari satu tempat ke tempat yang lain gunamembantu
pelaksanaan prosedur kedokteran.
Tujuan
dari telemedika adalah guna meningkatkan kualitas hidup
manusia melalui peningkatan pelayanan dan pendidikan kesehatan masyarakat.
Dengan demikian, dalam sistem telemedika selalu dilakukan pemrosesan informasi
kedokteran, pengiriman dan penerimaan informasi kedokteran, yang hasilnya harus
dapat menunjang pelaksanaan prosedur kedokteran. Dibawah koordinasi Departemen
Kesehatan berbagai usaha oleh banyak instansi/lembaga atau kelompok untuk
menurunkan angka kematian Ibu, bayi dan balita.
Telemedicine
sendiri memiliki banyak layanan. Antara lain :
Telekonsultasi
: konsultasi jarak jauh antara pasien dengan praktisi kesehatan mengenai
perawatan atau sakit yang dialami pasian.
Teleedukasi
: merupakan layanan kesehatan yang bersisi mengenai informasi pendidikan yang
menunjang untuk kesehatan pasien. Misal edukasi mengenai informasi obat-obatan
berbahaya.
Telekardiologi
: merupakan pelayanan kesehatan jarak jauh untuk penderita sakit jantung.
Teleradiologi
Telepatologi
Teleradiologi
dan lain-lain.
ü Bagian-bagian
Sistem Telemedika
Suatu
sistem telemedika secara umum terdiri dari bagian-bagian sebagai berikut:
sejumlah
unit (medical stations) berbasis komputer (PC) atau mikrokontroller
infrastruktur
telekomunikasi yang tersedia
sejumlah
modul perangkat lunak telemedika
sejumlah
perangkat keras telemedika
sejumlah
alat kedokteran dan atau alat tambahan lainnya
personil
pelayanan kesehatan operator dan teknik
Bagian-bagian
tersebut dapat berupa peralatan yang telah tersedia secara komersial yang
harganya relatif sangat mahal. Infrastruktur telekomunikasi yang digunakan
dapat berupa jaringan khusus atau jaringan publik seperti:
jaringan
telepon (PSTN)
jaringan
telepon bergerak (mobile phone)
jaringan
telepon satelit
jaringan
telekomunikasi radio, terestrial, satelit
jaringan
internet
kombinasi
dari jaringan-jaringan tersebut
2.4
KENDALA DAN HAMBATAN TELEMEDICINE
Pelaksanaan
telemedicine di Indonesia sampai saat ini terus dikaji dan dikembangkan, karena
dalam implementasinya dijumpai beberapa kendala utama. Kendala pertama berasal
dari aspek instalasi sistem/infra struktur telemedicine. Biaya perangkat keras
untuk melakukan teleconference (untuk telediagnosis maupun tele konsultasi)
belum banyak dimiliki di fasilitas kesehatan yang ada di daerah terpencil.
Biaya pengadaan perangkat lunak penunjang (kalau memang teknologinya sudah
ada) juga tidak murah, belum lagi biaya instalasi yang memerlukan dukungan
tenaga terlatih. Masalah lain juga timbul pada aspek integrasi konsep
Telemedicine ke dalam praktek kedokteran di Indonesia. Tenaga Medis dengan
dukungan kemampuan telemedicine masih terbatas. Penerimaan komunitas terhadap
hasil dari telemedicine dibidang tenaga kesehatan maupun tenaga non-medis juga
beragam, belum lagi aspek legal dan etik praktik telemedicine ini. Dan terakhir
adalah aspek pemeliharaan sistem.Beberapa isu yang mengemuka adalah besarnya
Biaya pemeliharaan, Efektivitas-biaya secara komersial, Penga wasan kualitas
layanan, dan terakhir adalah Penyesuaian dgn perkembangan teknologi informasi
& ilmu kedokteran.
Manfaat
telemedicine mencakup kedalam 3 aspek yang saling terkait satu sama lain yaitu
pasien, dokter dan rumah sakit. Manfaat langsung bagi pasien adalah:
·
Mempercepat akses pasien ke pusat-pusat rujukan.
·
Mudah mendapatkan pertolongan sambil menunggu pertolongan
langsung dari dokter-dokter pribadi.
·
Pasien merasakan tetap dekat dengan rumah dimana keluarga dan
sahabat dapat memberikan dukungan langsung.
·
Menurunkan stres mental atau ketegangan yang dirasakan di tempat
kerja.
·
Menseleksi antara pasien-pasien yang perlu dibawa ke rumah sakit
dan pasien yang tidak perlu perawatan di rumah sakit akan tetap tinggal di
rumah.
2.5
SEGI POSITIF DAN NEGATIF ADANYA TELEMEDICINE
Pemanfaatan
dan kepercayaan yang berlebihan pada teknologi ini mungkin saja merusak
komunikasi tradisional pasien-dokter, di samping resiko dan tanggung jawab dari
seorang dokter. Masih banyak yang belum jelas mengenai resiko konsultasi, diagnosis,
dan intervensi medis jarak jauh ini.
Karena
itu selama telemedicine ini diperuntukkan untuk menambah
wawasan dalam bidang kesehatan baik bagi pasien maupun dokter, sumber rujukan
untuk mendapatkan strategi penanganan penyakit yang lebih baik dalam hal
diagnosis maupun pengobatan, maka tidak salahnya dimanfaatkan secara informal.
Mengingat
manfaat yang besar, maka penggunaan telemedicine secara
profesional tetap harus dikembangkan hingga terdapat sistem regulasi dan
legalitas yang jelas, disertai dengan kapasitas yang baik dan bertanggung jawab
dari siapapun yang akan menyelenggarakan telemedicine ini. Sebaiknya
penyelenggara telemedicine minimal adalah sebuah institusi
rumah sakit dan suatu departemen sistem informasi yang duduk bersama dalam
merencanakan implementasi sistem yang paling baik disesuaikan dengan
kapabilitas yang dimiliki termasuk dalam hal teknologi yang tersedia dan paling
tepat, manajerial, sistem operasional, serta policy dan procedures
manual.
BAB
II
PENUTUP
KESIMPULAN
Penggunaan
jaringan internet akan dapat membuka wawasan dan aplikasi baru, mengingat
perkembangan teknologi internet dan aplikasinya yang sangat pesat akhir-akhir
ini. Untuk keperluan pelayanan kesehatan masyarakat di Indonesia akan lebih
tepat bila dilakukan pengembangan sistem telemedika secara mandiri.
Teknologi
Informasi berkembang pesat dan pemanfaatannya merambah ke berbagai bidang
termasuk kesehatan. Pemanfaatan TI bidang kedokteran dan kesehatan menjadi
kebutuhan. Komunitas kesehatan harus mulai membiasakan diri menggunakan solusi
Ti untuk dunia kedokteran dan kesehatan. Asosiasi harus memikirkan berbagai
standar yang berhubungan dengan pemanfaatan TI untuk kesehatan. Pengembangan
sistem telemedika merupakan salah satu upaya dari Pemerintah untuk membantu
peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat, terutama mengatasi masalah
tingginya angka kematian ibu, dan angka kematian bayi dan balita di Indonesia.
Iptek 2
Perkembangan teknologi
computer (informasi) yang begitu pesat telah merambah ke berbagai sektor termasuk
kesehatan. Meskipun dunia kesehatan (dan medis) merupakan bidang yang bersifat
information-intensive, akan tetapi adopsi teknologi komputer relatif
tertinggal. Sebagai contoh, ketika transaksi finansial secara elektronik sudah
menjadi salah satu prosedur standar dalam dunia perbankan, sebagian besar rumah
sakit di Indonesia baru dalam tahap perencanaan pengembangan billing system.
Meskipun rumah sakit dikenal sebagai organisasi yang padat modal-padat karya,
tetapi investasi teknologi informasi masih merupakan bagian kecil. Di AS,
negara yang relatif maju baik dari sisi anggaran kesehatan maupun teknologi
informasi komputer, rumah sakit rata-rata hanya menginvestasinya 2% untuk
teknologi informasi.
Di
sisi yang lain, masyarakat menyadari bahwa teknologi komputer merupakan salah
satu tool penting dalam peradaban manusia untuk mengatasi (sebagian) masalah
derasnya arus informasi. Teknologi informasi dan komunikasi komputer saat ini
adalah bagian penting dalam manajemen informasi. Di dunia medis, dengan perkembangan
pengetahuan yang begitu cepat (kurang lebih 750.000 artikel terbaru di jurnal
kedokteran dipublikasikan tiap tahun), dokter akan cepat tertinggal jika tidak
memanfaatkan berbagai tool untuk mengudapte perkembangan terbaru.
Selain memiliki potensi dalam memfilter data dan mengolah menjadi informasi, TI
mampu menyimpannya dengan jumlah kapasitas jauh lebih banyak dari cara-cara
manual. Konvergensi dengan teknologi komunikasi juga memungkinkan data
kesehatan di-share secara mudah dan cepat.
Disamping itu, teknologi memiliki karakteristik perkembangan yang sangat cepat.
Setiap dua tahun, akan muncul produk baru dengan kemampuan pengolahan yang dua
kali lebih cepat dan kapasitas penyimpanan dua kali lebih besar serta berbagai
aplikasi inovatif terbaru. Dengan berbagai potensinya ini, adalah naif apabila
manajemen informasi kesehatan di rumah sakit tidak memberikan perhatian
istimewa
o faktor yang mempengaruhi keberhasilan serta refleksi bagi komunitas rekam
medis.
Komputer banyak berperan membantu di dunia kesehatan antara lain :
- adminstrasi
- obat-obatan
- penyakit → diagnostik, terapi, perawatan (monitoring status pasien)
- Penelitian
Ada juga Peranan TIK dalam bidang kesehatan seperti adanya sebuah sistem
berbasis kartu cerdas (smart card) yang dapat digunakan oleh juru medis untuk
mengetahui riwayat penyakit pasien. Selain itu, peranan TIK dalam bidang
kesehatan dengan digunakannya robot untuk membantu proses operasi pembedahan
dan penggunaan komputer hasil pencitraan tiga dimensi untuk menunjukkan letak
tumor dalam tubuh pasien.
Comment
:
Kita
bayangkan jika kegiatan di Rumah sakit dilakukan secara manual, dari sistem
pendekteksian keluhan penyakit pasien, sampai saat proses penyembuhan seperti
operasi jika pasien di fonis penyakit kanker. Bagimana mungkin dengan tangan
manusia secara langsung semua bisa sukses dengan baik, pasti kita membutuhkan
alat atau fasilitas guna mempermudah proses pekerjaan seorang dokter, seperti
pada saat pasien melakukan scan di tempat yang sakit pasti menggunakan kamputer
sebagi sarana, dari sistem yang sudah dirancang dengan sangat canggih tersebut
makan dapat terlihat hasil keluhan si pasien, entah jenis penyakitnya kanker/
tumor, pasti dari jenis penyakit tersebut seorang dokter tahu bagimana cara
membantu pasiennya dalam meberikan obat yang tepat.
Pada
proses Operasi biasanya detak jantung pasien terlihat di layar monitor, dari
situ seoarang perawat dapat tahu apakah pasien tersebut detak jantungnya normal
atau tidak, dan pada saat seorang pasien mengalami perubahan detak jantung pada
layar dapat terlihat dengan jelas turun atau naik , mebahayakan atau tidak bagi
kesehatan pasien tersebut.
Beberapa Rumah sakit
juga mempunyai fasilitas alat-alat labolatorium yang di dalamnya pasti
menggunakan teknologi informasi dan komunikasi. Dari fungsi dan maanfaat dapat
kita lihat bahwa kecanggihan teknologi dapat bermanfaat bagi orang banyak,
membantu yang sulit menjadi lebih mudah, membuat proses yang panjang menjadi
efisien dan sebagainya.